Coutinho Resmi ke Barcelona, Siapa Isi Posisinya di Liverpool ?


Judi Bola - Setiap hubungan romantis pasti ada akhirnya. Entah karena maut memisahkan, maupun ia memilih yang lebih nyaman (atau lebih menjanjikan?). Segala kemungkinan itu terbuka lebar di setiap aspek kehidupan, tak terkecuali dalam sepakbola.

Putusnya hubungan itu baru saja kita saksikan dalam transfer Philippe Coutinho. Gelandang Brasil itu resmi mengakhiri hubungan dengan Liverpool, klub yang mengasahnya dari bocah ingusan menjadi playmaker top dunia, demi merapat ke Barcelona.

Patah hati akut tentu dialami oleh para fans Liverpool, namun pihak klub yang ada di lapangan harus cepat move on. Kepergian Coutinho ini bakal terasa seperti sirkus yang kehilangan tukang sulapnya, tak ada keajaiban signifikan dan hanya atraksi menghibur saja. Jika dibiarkan begitu saja, struktur yang sedang dibangun oleh manajer Jurgen Klopp bisa kolaps.

Dengan kata lain, komite transfer Liverpool perlu menemukan pengganti sepadan untuk The Little Magician. Uang £142 juta yang didapatkan dari Barcelona perlu dibelanjakan dengan bijak dan jangan sampai pemborosan di era Brendan Rodgers terulang kembali.

Goal Indonesia coba meninjau deretan pemain yang kiranya mampu mengisi kekosongan yang diciptakan oleh keluarnya Coutinho. Beberapa pemain memang ditegaskan takkan hengkang di Januari, tapi klub mana yang bisa menahan rayuan fulus £100 juta ke atas untuk pemainnya?

Riyad Mahrez Leicester City

Tepat setelah transfer Coutinho diumumkan, beberapa media mengedarkan isu kedatangan Mahrez ke Anfield. Tentu kabar burung ini tidak datang begitu saja, tanpa akar yang jelas. Mahrez sudah mengusahakan transfer sejak dua musim lalu, tapi Leicester enggan mewujudkannya. Padahal, Arsenal dan Barcelona sempat mendekatinya.

Niat Mahrez untuk pindah layaknya gayung bersambut dengan kebutuan The Reds akan playmaker. Memang, winger Aljazair itu memiliki tipe yang berbeda dengan Coutinho, namun kemampuan dalam mengkreasi peluang dan mencetak gol layak disandingkan (tujuh gol dan tujuh assist di Liga Primer). Belum lagi, harganya tidak terlalu tinggi dan uang penjualan Coutinho mungkin hanya akan 

MANUEL LANZINI WEST HAM

Lanzini memang sudah digosipkan merapat ke Anfield sejak musim panas lalu. Gelandang serang cum penyerang lubang West Ham United itu disebut punya atribut permainan yang pas dengan skema Jurgen Klopp. Ahli pressing, mau membantu pertahanan, juga mampu menciptakan keajaiban lewat dribel, umpan terobosan, serta tusukan-tusukannya.

Jika melihat situasi The Hammers yang acakadut, tentu tawaran dari Liverpool takkan ditolak oleh Lanzini. Bintang Argentina itu layak mendapat kesempatan bermain di level yang lebih tinggi dan The Reds bisa menawarkan hal tersebut. Statistiknya memang tidak menonjol, tetapi itu lebih disebabkan oleh kondisi tim yang sedang turun. Jika disandingkan dengan Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah, bukan tidak mungkin Lanzini mengalami manuver produktivitas.

Soal harga, mungkin bakal tidak sesuai dengan kemampuan sang pemain karena ia berasal dari klub Inggris. Namun spekulasi terhadap pemain dengan daya kerja dan pressing ngotot tetap layak dipertimbangkan.

Thomas Lemar Saint-Etienne Monaco

Pemain judi bola lain yang disebut sebagai alternatif Coutinho di posisi gelandang. Sebenarnya Lemar sudah jadi buah bibir musim lalu, menyusul performa gemilang bersama Prancis dan AS Monaco. Sepakan jarak jauh, visi luas, dan umpan pembunuhnya sesekali mengingatkan pada Coutinho. Adapun sumbangsih dalam bertahan dan daya kerja pemain 22 tahun itu masih perlu diasah.

Posisi di belakang striker atau lini tengah pun sebenarnya bukan tempat ideal tempatnya bermain. Lemar lebih sering berperan sebagai winger kiri dan menciptakan peluang dari sana. Walau begitu, pemain kelahiran Guadaloupe ini justru tampil lebih agresif di belakang striker. Setengah gol dan assistnya tercipta dari posisi itu, walau ia cuma bermain empat kali di sana.

Satu-satunya masalah yang mungkin timbul adalah kengototan Monaco untuk mempertahankannya. Pihak klub sudah menegaskan takkan melepas Lemar di musim dingin, walau tidak menutup kemungkinan transfer sang bintang di akhir musim.

Statistik Istimewa – Nabil Fekir, Lyon

Nabil Fekir merupakan salah satu playmaker tertajam di lima liga top Eropa musim ini. Bayangkan saja, walau bermain sebagai gelandang, Fekir mampu membukukan 13 gol untuk Lyon di Ligue 1. Kemahirannya dalam mengeksekusi bola mati layak diacungi jempol, apalagi keluasan visinya yang mampu menemukan celah di pertahanan terapat sekalipun.

Melihat statistik pemain 24 tahun itu, tentu semua orang akan beranggapan Fekir jadi yang paling layak mengisi lubang kepergian The Little Magician. Hanya saja, keraguan bakal tiba jika menyimak transfer-transfer dari Ligue 1 belakangan ini. Gelandang Ligue 1 terkini yang benar-benar sukses di Liga Primer hanyalah Eden Hazard, setelahnya lebih sering menjadi flop. Bernardo Silva yang gemilang di Monaco pun lebih sering jadi penghangat bangku cadangan Manchester City musim ini.

Mungkin tingkat persaingan Ligue 1 tidak sebanding dengan Liga Primer, begitu pula dengan kecenderungan permainan fisik. Bahkan Alexandre Lacazette yang rajin mencetak 20 gol lebih di Prancis, kini baru mengoleksi delapan gol dari 22 pertandingan.

Marco Asensio

Jika Real Madrid memperpanjang kontrak seorang pemain muda berusia 21 tahun dan menyematkan klausul £442 juta dalam kontraknya, sudah pasti pemain itu sangat spesial. Ia adalah Marco Asensio, pemain muda Spanyol yang sejak dua musim lalu menggemparkan La Liga dan membantu Los Blancos meraih lima trofi bergengsi (Liga Champions, La Liga, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub).

Walau bukan pengisi starting XI yang rutin, Asensio selalu menunjukkan sihirnya setiap kali diberi kesempatan. Gol-gol spektakuler nan krusial mampu ia cetak untuk Madrid, sebut saja tendangan geledek ke gawang Barcelona di Piala Super atau dribel yang mempermalukan Jerome Boateng, Mats Hummels, serta Philipp Lahm di Liga Champions musim lalu.

Namun Asensio hanyalah transfer impian. Dengan usia 21 tahun dan potensi luas, plus atribut yang di atas rata-rata, bukan tidak mungkin ia bisa melampaui Coutinho. Hanya saja, nyaris tidak mungkin Zinedine Zidane mau melepas bintang masa depan La Roja itu di musim keduanya.

Kai Havertz, Germany, Bayer Leverkusen

Mungkin tidak terkenal dan banyak yang menyangsikan transfer ini. Namun jika Anda punya waktu luang, simak permainannya bersama Bayer Leverkusen. Di usianya yang masih 18 tahun, Havertz mampu bersaing di papan atas Bundesliga. Dribel, kecepatan kaki, kemampuan menembus ruang sempit, dan visi operannya sangat menjanjikan. Kecepatan berpikir dalam mengatur serangan balik sangat terlihat, apalagi postur jangkungnya bisa membantu timnya dalam duel udara di lini tengah.

November lalu, Havertz digosipkan mendekat ke Liverpool karena Klopp tertarik padanya. Mungkin masih terlalu dini baginya untuk bersaing di level Liga Primer Inggris. Kondisi fisiknya mungkin belum siap untuk merasakan gemblengan sepakbola Inggris. Adapun jika dididik dengan tepat, serta potensinya terpenuhi, rasanya masuk akal jika tiga hingga empat tahun ke depan Havertz menjadi Mesut Ozil baru untuk timnas Jerman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemain AKB48 Ini Bosan Nyanyi, Jadi Bintang Film Panas

Menghilangkan Kotoran Hitam Pada Pantat