Bocoran Hasil Investigasi Kasus Suap Dalam Petinggi FIFA Dalam 'Garcia Report'
Setelah bertahun-tahun diliputi misteri dan spekulasi, sebuah laporan yang menginvestigasi proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 terungkap ke publik pada pekan ini.
Kontroversi perihal Laporan Garcia ini kemudian tenggelam dengan munculnya kasus lain yang lebih heboh, yakni ditangkapnya 14 orang, termasuk di antaranya pejabat tinggi FIFA, oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Skandal ini membuat Sepp Blatter lengser dari posisinya sebagai presiden FIFA setelah menjabat selama 17 tahun dan digantikan oleh Gianni Infantino.
Situs judi bola online terpercaya Jerman Bild pada Selasa (27/6) lalu berhasil membocorkan isi laporan tersebut, yang populer dinamakan Garcia Report atau Laporan Garcia, setelah tertutup rapat selama tiga tahun terakhir.
Dalam laporan yang ditulis oleh penyelidik independen Michael Garcia itu, terdapat dugaan kuat bahwa terpilihnya Rusia dan Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022 tidak benar-benar bersih dari korupsi. Terdapat beberapa bukti dari laporan tersebut yang mengindikasikan sejumlah pejabat FIFA dan pemilik suara menerima suap.
Di hari yang sama setelah Laporan Garcia diungkap oleh Bild, FIFA memberikan respons dengan ikut membuka laporan tersebut kepada publik. Lantas, apakah itu Laporan Garcia dan mengapa laporan ini penting demi kemaslahatan sepakbola?
Garcia Report atau Laporan Garcia berasal dari nama agen judi bola pembuatnya, Michael Garcia, yang merupakan seorang pengacara asal Amerika Serikat. Pada 2012, Garcia ditunjuk FIFA sebagai penyelidik independen untuk memimpin investigasi proses bidding dan voting tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 menyusul adanya dugaan manipulasi, malpraktik, dan korupsi.
Seperti diketahui, Rusia dan Qatar berhasil memenangi pencalonan tuan rumah kedua Piala Dunia itu. Terpilihnya Qatar, secara khusus, mengundang kontroversi karena negara Arab tersebut mampu mengalahkan Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Australia yang memiliki infrastruktur sepakbola lebih siap. Itu belum termasuk masalah temperatur panas di Qatar yang berpotensi mengacaukan penyelenggaraan turnamen.
Garcia akhirnya menyelesaikan investigasi tersebut pada September 2014 dalam sebuah laporan setebal 434 halaman. Akan tetapi, dua bulan kemudian, FIFA merilis ringkasan setebal 42 halaman yang menyatakan bahwa Rusia dan Qatar tidak bersalah.
Garcia menilai laporan versi judi online FIFA tersebut tidak komplet dan penuh kesalahan. Ia juga merasa FIFA menutupi dan mendiamkan hasil temuannya itu. Sebagai bentuk protes terhadap FIFA, Garcia pun mengundurkan diri dari perannya pada tahun itu juga. Ketika itu, FIFA memang tidak memublikasikan Laporan Garcia tersebut secara lengkap karena alasan legal.

Baru pada pekan ini, Bild merilis detail dari Laporan Garcia. Beberapa temuan itu di antaranya adalah:
1. Adanya kedekatan antara pemerintah Qatar dan panitia bidding Piala Dunia dari negara lain. Dalam laporannya, Garcia menjelaskan hubungan ini bermasalah.
2. Pertemuan antara Vladimir Putin -- pada waktu itu merupakan Perdana Menteri Rusia -- dan enam orang pemilik suara FIFA sebelum pemungutan suara pada 2010. Rusia telah membantah bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memengaruhi pilihan para pemilik suara.
3. Ditemukannya bukti-bukti mencurigakan seperti catatan transfer uang senilai $2 juta (sekitar Rp26 miliar) kepada salah seorang anak pejabat FIFA dan catatan penerbangan trans-Atlantik menggunakan jet pribadi. Dugaan keterlibatan Sim Hong Chye, pengusaha Singapura, dalam memengaruhi Wowari Makudi, pemilik suara dari Thailand, untuk memilih judi bola Qatar sebagai tuan rumah.
Garcia sendiri tidak melaporkan secara gamblang terkait adanya korupsi dalam proses pencalonan Piala Dunia 2018 dan 2022, namun ia menulis bahwa “anggota komite eksekutif FIFA berusaha mendapatkan bantuan atau keuntungan untuk kepentingan pribadi dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap kode etik.”
Garcia juga mengaku frustrasi karena kekuasannya terbatas dalam melakukan investigasi ini.
Masih ditunggu seperti apa langkah yang akan diambil judi online FIFA setelah Laporan Garcia terungkap ke publik, tapi setidaknya kasus ini bisa membuat otoritas tertinggi sepakbola itu lebih transparan.
Komentar
Posting Komentar