
Banda Aceh - Pasangan lelaki sejenis (gay) yang telah diamankan oleh warga di Banda Aceh menjalani hukum cambuk hari ini. Mereka dicambuk 82 kali setelah masa tahanan mengurami jumlah hukuman cambuk sebanyak 3 kali.
Berdasarkan pantauan lapangan secara langsung, hukuman cambuk dilakukan di halaman Masjid Syuhada, Desa Lamgugob, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Selasa (23/5/2017). Sebuah panggung ditutupi terpal dibangun di sana. Hukuman cambuk ditonton oleh seribuan warga lintas usia.
Mereka berdiri di sekitaran luar pagar pembatas panggung hukuman. Pria dan wanita dipisah. Saat proses cambuk berlangsung, warga berkali-kali terdengar meneriaki para terpidana. Ada lima pasang orang yang menjalaninya hari ini, yaitu empat pasang pelaku mesum (bercumbu) dan satu pasangan pria sejenis.
Kedua terpidana kasus liwath (gay) itu dicambuk paling akhir. Terhukum MT (23) asal Sumatera Utara merupakan gay pertama yang dihukum oleh algojo. Saat melewati ke panggung, MT menutup mulut dengan menggunakan tangan.
Setelah MT berada di atas panggung, tiga algojo kemudian naik ke atas. Mereka mencambuk MT secara bergantian. Setiap pukulan ke-20, eksekutor diganti. Saat hitungan ke-40, pihak Kejaksaan Negeri Banda Aceh memberikan air mineral untuk MT.
Selama proses cambuk dilakukan, MT terlihat memegang erat ujung bajunya. Para terhukum mengenakan baju putih yang telah dipersiapkan oleh panitia. MT terlihat menunduk hingga hukuman cambuk selesai.
Setelah itu, MH (20) asal Bireuen, Aceh, menghadap dua orang algojo. Para eksekutor diganti setiap hitungan 40. Ia juga diberi air oleh panitia.
Eksekusi cambuk kali ini mendapat pengawalan lebih ketat dari pihak kepolisian dan Satpol PP dan Wilayatul Hisbah (polisi syariah) Kota Banda Aceh. Petugas hanya membolehkan pihak terkait dan wartawan mendekat ke panggung.
Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh Yusnardi mengatakan kedua terpidana liwath ini ditangkap warga Desa Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, pada Maret lalu. Setelah menjalani persidangan, keduanya dikenakan hukuman 85 kali cambuk. Namun, karena telah di penjara selama tiga bulan sejak ditangkap hingga hukuman adat dijatuhkan, hukuman keduanya dikurangi tiga kali.
"Ini cambuk perdana untuk perkara liwath," tutur Yusnardi
Komentar
Posting Komentar